Post ini bagian terakhir dari 2 tulisan. Bagian pertama membicarakan profesi website design
Bagian kedua ini tentang bagaimana mereka melakukan pekerjaan website design. Lingkup website design mencakup : desain web grafis, typografi, desain antarmuka (interface design), authoring (incl. standardisasi HTML / XML), software, user experience design dan SEO (Search Engine Optimization).
Profesi website design
Seringkali proyek pembuatan website melibatkan organisasi tim dalam proses desain website, meskipun kadang beberapa desainer bisa menggantikan mereka semua.
Berikut ini pembagian kerja yang biasa dilakukan untuk menciptakan website perusahaan besar.
Skill dan Teknik yang Dibutuhkan dalam Pembuatan Website
Typography
Biasanya website yang sukses hanya memiliki sedikit tipografi dengan style serupa. Sebaiknya sebuah website menggunakan tipografi sans serif atau serif, dan bukan kombinasi keduanya. Berhati-hatilah dalam jumlah tipografi yang digunakan,dan hindarkan terlalu banyak type tipografi, untuk menghindari komplikasi terkait dengan browser.
Page layout
Layout halaman web (webpages) harus ditata dengan baik untuk meningkatkan navigasi bagi USER. Juga untuk keperluan navigasi, LAYOUT webpage harus tetap konsisten pada halaman-halaman yang berbeda.
Ketika membangun website, penting sekali mempertimbangkan lebar halaman untuk menyelaraskan objek dan desain tata letak. Website paling populer umumnya punya lebar mendekati 1024 px. Sebagian besar halamannya “centre aligned”, untuk membuat objek terlihat lebih estetis di layar lebih besar. .[13]
Desain Layout dipecah menjadi unit (sidebars, blok konten atau kolom utama, area iklan, area navigasi) untuk dikirim ke browser dan kemudian dipasang di jendela layar oleh browser dengan sebaik mungkin.
Responsive Web Design is a new approach, based on CSS3, and a deeper level of per-device specification within the page's stylesheet, through an enhanced use of the CSS
@media
pseudo-selector. Quality of code
Pembuatan website harus memenuhi standar. Standar ini biasanya dilakukan melalui deskripsi yang menentukan elemen apa yang bekerja. Tidak sesuai dengan standar akan menjadikan website tidak dapat digunakan atau rawan ERROR. Standar ini terkait dengan tata letak yang benar untuk kemudahan dibaca serta memastikan elemen kodenya tepat. Ini termasuk tata letak kode yang lebih baik dan memastikan ID dan Class diidentifikasi dengan benar.
Halaman berisi kode yang buruk disebut tag soup divalidasi melalui W3C[8] hanya dapat dilakukan ketika sebuah deklarasi DOCTYPE dibuat dengan benar. Validasi ini digunakan untuk menyoroti ERROR dalam kode. Sistem ini mengidentifikasi error dan area yang tidak sesuai dengan standar web desain. Informasi ini kemudian dapat diperbaiki oleh web designer.
Visual design
Desain visual yang baik pada website harus sesuai dengan target pasarnya. Ini bisa berupa target grup usia atau budaya tertentu sehingga web desainer harus bisa memahami kecenderungan target pasarnya. Desainer juga harus memahami jenis website yang mereka merancang. Artinya website bisnis tidak harus dirancang sama dengan situs media sosial misalnya.
Desainer juga harus memahami pemilik situs atau bisnis situs yang mewakilinya, untuk memastikan mereka akan digambarkan secara positif. Estetika atau desain keseluruhan sebuah situs tidak boleh berbenturan dengan konten, sehingga memudahkan navigasi oleh user dan dapat menemukan informasi yang diinginkan atau produk dan lainnya.
User experience design
Agar pengunjung memahami isi website, maka mereka harus mampu memahami bagaimana website tersebut bekerja. Hal ini mempengaruhi pengalaman mereka, yaitu pengalaman user yang berhubungan dengan tata letak, instruksi atau navigasi yang jelas dan pelabelan di dalamnya.
Pengunjung harus memahami bagaimana mereka dapat berinteraksi di situs. Sehubungan dengan terus menggunakan website tersebut. Pengguna harus merasakan kegunaan dari website jika mereka ingin terus menggunakannya.
Jika pengunjung terampil dan berpengalaman dalam menggunakan website tersebut, hal ini akan berpengaruh langsung dengan bagaimana mereka memandang website, dan mendorong kunjungan ulang. Pada gilirannya harus fokus, pada desain untuk penggunaan yang lebih universal dan kemudahan akses untuk mengakomodasi pengguna sebanyak mungkin terlepas dari keterampilan pengguna.
Occupations
Ada 2 pekerjaan utama yang terlibat dalam menciptakan sebuah website : web designer and web developer. Web desainer bertanggung jawab untuk aspek visual, yang meliputi tata letak, warna dan tipografi dari webpage. Web desainer juga harus punya pengetahuan tentang penggunaan berbagai bahasa seperti HTML, CSS, JavaScript, PHP dan Flash, meskipun sejauh mana pengetahuan mereka akan berbeda dari satu web desainer dengan yang lain.
Dalam tim kecil atau pembuatan website oleh satu orang, pekerjaan ini membutuhkan skill merancang dan pemrograman webpage secara penuh, sementara untuk organisasi lebih besar mungkin hanya memiliki seorang spesialist web desainer yang bertanggung jawab untuk aspek visual saja.
Dalam pembuatan website yang kompleks meliputi :
- Graphic designers, bertanggungjawab menciptakan visual webpage seperti logo, layout dan tombol
- Spesialis Internet marketing, membantu memelihara keberadaan website dengan menawarkan solusi strategis seperti menargetkan tamu website, penggunaan teknik marketing dan teknik promosi di internet.
- SEO writers, melakukan riset dan merekomendasikan kata-kata yang tepat untuk dimasukkan ke dalam website tertentu sehingga membuat website tersebut lebih mudah diakses dan ditemukan pada banyak mesin pencari.
- Internet copywriter, untuk menciptakan konten tertulis dalam webpage yang bisa menarik perhatian “pengunjung tertarget.”
- User experience (UX) designer, tugasnya menggabungkan aspek-aspek dari pertimbangan desain pengguna terfokus yang meliputi information architecture, user centred design, user testing, desain interaksi, dan occasionally visual design.[19]
Related Post : Kembali ke Bagian I
That's all we know